Sabtu, 11 Agustus 2018

Tugas Pembelajaran Inovatif Problem Based Instruction (PBI)

Tugas Pembelajaran Inovatif
Problem Based Instruction (PBI)




Dosen Pengampuh Mata Kuliah :
Eka Nurmala Sari Agustina, S.Pd., M.Pd.



Disusun Oleh :
1. Awwalul Nasrul Huda     (1684202039)
2. Evin Marisa                     (1684202043)
3. Mochamad Yafirul Rizal (1684202051)
4. Suci Hitiyaningsih           (1684202056)



PROGRAM STUDI :
PENDIDIKAN MATEMATIKA/2016 SORE



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
SIDOARJO
2018



A. Pengertian Problem Based Instruction (PBI)

         Model pembelajaran PBI (Problem Based Instruction) merupakan salah satu dari banyak model pembelajaran inovatif. Model ini menyajikan suatu kondisi belajara siswa aktif serta melibatkan siswa dalam suatu pemecahan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah.
         Beberapa ahli telah mengungkapkan definisi PBI secara lebih terperinci. Berikut adalah beberapa pendapat para ahli berkaitan dengan PBI :

      1. Dewey (Trianto, 2007)
          PBI (Problem Based Instruction) adalah interaksi antara stimulus dengan respon, atau dapat pula didefinisikan sebagai sebuah interaksi antara dua arah belajar dan lingkungan.
      2. (Trainto, 2007)
          PBI (Problem Based Instruction) merupakan pembelajaran dimana siswa mengerjakan masalah secara otentik supaya mereka dapat menyusun pengetahuan mereka sendiri, menyusun sebuah penemuan (inkuiri), ketrampilan berpikir tingkat tinggi serta mengembangkan kemandirian dan sifat percaya diri.
           Berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa PBI adalah suatu pembelajaran yang menggunakan segala permasalahan di lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar, mempertajam cara berfikir kritis, sekaligus sebagai sarana siswa untuk memecahkan masalah melalui penyelidikan sehingga siswa memperoleh pengetahuan berdesarkan pengalaman yang telah dilalui.

B. Ciri-Ciri Problem Based Instruction (PBI)

           Terdapat beberapa ciri PBI (Problem Based Instruction) menurut Ibrahim dan Nur (2000) dalam Eko (2012), yaitu :

         1. Pengajuan pertanyaan atau masalah
             PBI (Problem Based Instruction) mengorganisasikan kehidupan nyata dan pengalaman siswa sebagai bahan pengajaran. Kehidupan nyata dan pengalaman siswa inilah yang dijadikan sebagai sumber pertanyaan atau masalah bagi siswa itu sendiri. Hal ini akan membantu siswa dalam mempertajam pola pikir kritis siswa terhadap lingkungan, sehingga kepekaan siswa dan rasa ingin tahu siswa menjadi meningkat.
         2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
             Pertanyaan dan masalah yang bermunculan pada siswa tidak harus berada pada satu disiplin ilmu saja. Namun, masalah tersebut saling berkaitan dengan disiplin ilmu yang lain. Sehingga siswa dapat berpikir secara lebih luas dan holistik akan membantu anak berpikir secara meluas tanpa membedakan disiplin ilmu yang berkaitan.
         3. Penyelidikan otentik
            PBI (Problem Based Instruction) mengharuskan siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah nyata melalui analisis masalah, observasi dan eksperimen. Selama penyelidikan siswa dapat mencari segala informasi dari berbagai sumber pembelajaran untuk memecahkan masalah yang terjadi. Selain itu, dengan adanya penyelidikan otentik ini secara tidak langsung membuat siswa mengalami sendiri dalam mencari sebuah konsep. Hal itu akan membantu siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri (konstruktivisme)
         4. Menghasilkan suatu produk/karya dan memamerkannya
             PBI (Problem Based Instruction) menuntut siswa untuk menghasilkan suatu produk tertentu dalam sebuah karya seperti poster, puisi, laporan, gambar dan sebagainya. Produk ini dihasilkan dari proses pemecahan masalah yang yang berhasil dipecahkan oleh siswa. Setelah menghasilkan suatu produk siswa juga harus memamerkan hasil karyanya. Hal ini menimbulkan suatu kepuasan terhadap diri siswa, sehingga semangat kompetisi untuk menghasilkan karya terbaik dapat terus menerus dibangun.
         5. Kerjasama
             Kerjasama dalam pembelajaran ini cukup bervariasi dapat secara berpasangan, kelompok kecil maupun dalam kelompok besar. Kerjasama akan mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir melalui tukar pendapat serta bagaiman penemuan yang berhasil ditemukan bersama. Selain itu kerjasama juga dapat membantu siswa dalam mengembangkan motivasi pada diri masing-masing siswa.

C. Langkah-Langkah Problem Based Instruction (PBI)

          1. Orientasi siswa pada masalah
              Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya, guru menyajikan situasi masalah dengan prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam identifikasi masalah situasi masalah harus disampaikan secara tepat dan menarik. Biasanya memberi kesempatan siswa untuk melihat, merasakan, dan menyentuh sesuatu atau menggunakan kejadian-kejadian di sekitar siswa sehingga dapat memunculkan ketertarikan, rasa ingin tahu dan motivasi.
          2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
          Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan tingkat kemampuan, keragaman ras, etnis dan jenis kelamin yang didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan.
          3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
              Pengumpulan data
             Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai mereka benar-benar memahami situasi masalah yang dihadapi. Tujuan pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka sendiri.
              Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan
            Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasa, dan pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide tersebut melengkapi dan membenarkan konsep-konsep yang salah.
          4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
              Guru meminta salah seorang anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dilanjutkan dengan diskusi dan membimbing siswa jika mereka mengalami kesulita. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
          5. Analisis dan evaluai proses pemecahan masalah
              Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir dan ketrampilan penyelidikan siswa serta proses menyimpulkan hasil penyelidikan.

D. Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Instruction (PBI)

      Kelebihan Problem Based Instruction (PBI)
  1. Siswa dilibatkan dalam kegiatan belajar sehingga pengetahuan dapat terserap dengan baik.
  2. Siswa dilatih untuk bekerja sama dengan siswa lain.
  3. Siswa memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber belajar.
  4. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.
  5. Siswa berperan aktif dalam KBM.
  6. Siswa lebih memahami konsep matematika yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
  7. Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan menuntut ketrampilan berfikir siswa yang lebih tinggi.
  8. Pembelajaran lebih bermakna.
  9. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran matematika sebab masalah yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari.
  10. Menjadikan siswa lebih mandiri.
  11. Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain.
  12. Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan pendapat.
    Kelemahan Problem Based Instruction (PBI)
  1. Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
  2. Membutuhkan banyak waktu dan dana.
  3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
  4. Membutuhkan waktu yang banyak.
  5. Tidak setiap materi matematika dapat diajarkan dengan PBI.
  6. Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti laboratorium, tempat duduk siswa yang terkondisi untuk belaajr kelompok, perangkat pembelajaran, dan lain-lain.
  7. Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang.
  8. Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak, idealnya maksimal 30 siswa perkelas.



DAFTAR PUSTAKA


Sugiyanto, 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru Ryon 13 FKIP 
        UNS Surakarta
Hamdani, 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia
Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya : UNESA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar